Wednesday 30 October 2013

"KNOWLEDGE MANAGEMENT (GSLC-1)"

PENGERTIAN KNOWLEDGE MANAGEMENT

Menurut Holsapple dan Joshi (2004), Knowledge Management (KM) dianggap sebagai suatu entitas yang sistematik yang berupaya untuk memperluas, mengolah dan menerapkan pengetahuan yang tersedia dengan cara memberikan nilai tambah pada entitas dalam mencapat tujuannya.

Secara umum, manajemen pengetahuan (knowledge management) ialah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi.

Pengertian knowledge management menurut Tobing (2007) yaitu pengelolaan knowledge perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan (sustainable competitive advantage) dalam mengoptimalkan proses penciptaan, pengomunikasian dan pengaplikasian semua knowledge yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan bisnis. Dari pernyataan tersebut KM  harus mendukung tujuan jangka panjang institusi untuk senantiasa memiliki keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

Wiig (1999) berpendapat bahwa fokus manajemen knowledge adalah penentuan, pengorganisasian, pengarahan, memfasilitasi, dan pemantauan knowledge-terkait dengan praktik dan aktivitas yang diperlukan untuk mencapai strategi dan tujuan organisasi yang diinginkan. Meskipun definisinya berbeda-beda, dapat ditarik pengertian bahwa knowledge management menekankan:
  • Adanya usaha yang serius untuk meningkatkan sistem kognisi (organisasi, manusia, teknologi, atau gabungan manusia dan teknologi).
  • Adanya aset-aset knowledge yang dikelola, yang berasal dari dalam dan luar organisasi, individu atau kelompok.
  • Adanya proses pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan knowledge tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.
  • Adanya penyebaran knowledge dan pengalaman baik melalui akses langsung ke database maupun melalui sharing dan kolaborasi ke lingkungan internal dan eksternal organisasi.
  • Adanya kreativitas dan inovasi menciptakan knowledge baru.
  • Adanya pengelolaan penciptaan knowledge (knowledge creation) dan pengorganisasian knowledge

SEJARAH KNOWLEDGE MANAGEMENT

KM upaya memiliki sejarah yang panjang, untuk memasukkan on-the-job diskusi, magang formal, forum diskusi, perpustakaan perusahaan, pelatihan profesional dan program mentoring. Baru-baru ini, dengan peningkatan penggunaan komputer di paruh kedua abad ke-20, adaptasi teknologi yang spesifik seperti basis pengetahuan, sistem pakar, pengetahuan repositori, sistem pendukung keputusan kelompok, intranet, dan kerjasama yang didukung komputer telah diperkenalkan untuk lebih meningkatkan upaya tersebut.

Pada tahun 1999, istilah manajemen pengetahuan pribadi diperkenalkan yang mengacu pada manajemen pengetahuan pada tingkat individu.

Dalam hal perusahaan, koleksi awal studi kasus mengakui pentingnya pengetahuan dimensi manajemen strategi, proses, dan pengukuran. Kunci pelajaran termasuk: orang-orang, dan budaya yang mempengaruhi perilaku mereka, adalah satu sumber daya paling penting bagi penciptaan pengetahuan yang sukses, diseminasi, dan aplikasi; kognitif, sosial, dan proses belajar organisasi sangat penting untuk keberhasilan strategi manajemen pengetahuan; dan pengukuran, benchmarking, dan insentif sangat penting untuk mempercepat proses belajar dan untuk mendorong perubahan budaya. Singkatnya, program manajemen pengetahuan mengesankan dapat menghasilkan manfaat bagi individu dan organisasi jika mereka terarah, konkret, dan tindakan-oriented.


Baru-baru ini dengan kedatangan Web 2.0, konsep manajemen pengetahuan yang telah berkembang menuju visi lebih didasarkan pada partisipasi rakyat dan munculnya. Baris ini disebut evolusi Enterprise 2.0 (McAfee 2006). Namun, ada perdebatan dan diskusi yang berkelanjutan (Lakhani & McAfee 2007), apakah Enterprise 2.0 hanyalah sebuah mode yang tidak membawa sesuatu yang baru atau berguna atau apakah itu, memang, masa depan pengetahuan manajemen.

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM

KM akan lebih baik dipahami ketika konsep memori organisasi (OM) dan organisasi pembelajaran (OL) dimasukkan. Jenex dan Olfman (2002) mengemukakan bahwa tiga bidang tersebut saling terkait dan memiliki dampak terhadap efektivitas organisasi. Efektivitas organisasi adalah seberapa baik organisasi tersebut beraktivitas untuk membuat organisasi lebih kompetitif. OL adalah proses yang digunakan organisasi untuk belajar membuat aktivitas menjadi lebih baik. OL akan berhasik jika penggunanya memanfaatkan pengetahuan.

http://hnindito.files.wordpress.com/2009/12/impact.gif?w=300&h=171

Knowledge Management System adalah system yang diciptakan untuk memfasilitasi penangkapan, penyimpanan, pencarian, transfer dan penggunaan kembali pengetahuan. Alavi dan Leidner (2001) mendefinikan KMS sebagai “IT (Information Technology)-based systems developed to support and enhance the organizational processes of knowledge creation, storage/retrieval, transfer, and application.”. Tidak semua KM di implementasikan dengan IT, namun keberadaan IT menjadi enablerimplementasi KM.

Alavi dan Leiner (2001) mengklasifikasikan KMS berdasarkan siklus hidup knowledge yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap pembuatan knowledge, penyimpanan dan pemanggilan knowledge, transfer knowledge, aplikasi knowledge.

Marwick (2001) mengklasifikasikan KMS berdasarkan suatu model yang dibuat oleh Nonaka (1994) yaitu Sosialisasi, Ekstrenalisasi, kombinasi dan internasionalisai (SECI)

Borghoff dab Pareschi(1998) mengklasifikasikan KMS berdasarkan arsitektur manajemen yang terdiri dari empat kelas komponen yaitu  repositories dan libraries, komonitas knowledge worker, knowledge mapping dan knowledge flows.

Hahn dan Subramani (2001) mengklasifikasikan knowledge berdasarkan sumber yang disupport yaitu artifak terstruktur, individual terstruktur, artifak tidak terstruktur dan Individual tidak terstruktur.

Binney (2001) mengklasifikasikan KMS berdasarkan spectrum knowledge. Spektrum ini merepresentasikan batasan dari suatu tujuan, dapat berupa transaksional KM, analitikal KM, basis proses KM, pemgembangan KM , inovasi dan kreasi KM.

Zack (1999) mengklasifikasikan KMS secara integrative sebagai fasilitas transfer knowledge eksplisit dan secara interactive sebagai fasilitas media transfer tacit knowledge.

Hal yang perlu dicermati adalah pengukuran model sukses dari KMS. Turban dan Aronson (2001) mengemukakan tiga hal sebagai berikut:
  • Menyediakan basis value bagi perusahaaan
  • Menstimulasi management agar focus pada hal-hal yang penting
  • Menjustifikasi investasi dari aktivitas KM
  • Dua pendekatan dasar yang digunakan untuk menentukan keberhasilan knowledge management:

    1. Pertama dilihat pada efektifitas implementasi proses KM sebagai indicator sukses pelaksanaan, dengan harapan bahwa proses yang efektif akan mengarah pada penggunaan pengetahuan. Metode pendekatan ini akan mengidentifikasi keberhasilan penerapan KM dari faktor sukses nya
    2. Kedua dengan melihat dampak dari pelaksanaan KM atau KMS, dengan harapan bahwa jika ada dampak dari menggunakan pengetahuan, maka implementasi KM atau KMS berhasil.

PENCIPTAAN DAN PENGEMBANGAN KNOWLEDGE

Penciptaan  pengetahuan melibatkan  lima  langkah  utama, Von Krogh,  Ichiyo  serta Nonaka  mengemukakan  bahwa  penciptaan  pengetahuan  organisasional  terdiri  dari  lima langkah utama yaitu:

Berbagi pengetahuan terbatinkan,
Menciptakan konsep       
Membenarkan konsep,
Membangun prototype, dan
Melakukan penyebaran pengetahuan di berbagai fungsi dan tingkat di organisasi.


Skyrme membedakan siklus inovasi dan siklus knowledge management seperti yang terlihat pada Gambar dibawah

KM Cycle

Siklus  knowledge management   mempunyai  kelebihan  dalam  hal  pengkategorian, pengoraganisasian  dan  penyimpanan,  deseminasi,  dan  kemudahan  untuk  diakses.  Dengan demikian siklus konsep yang dibangun atas knowledge management jauh lebih baik dan lebih mendorong terjadinya inovasi dibandingkan dengan siklus inovasi itu sendiri.

No comments:

Post a Comment